Rabu, 24 Agustus 2022

Indonesia dan Ragam Agama

 

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dan plural dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Semboyan ini sebagai wujud pengakuan terhadap realitas sosial bahwa negara ini sangatlah kaya dan beragam. Indonesia sangat kaya akan keberagamannya. Indonesia itu memiliki banyak etnik, budaya dan juga agama. Bhinneka Tunggal Ika pula berarti pengakuan terhadap realitas sosial historis kalau rakyat Indonesia sejak lama sudah berhubungan baik secara rukun serta harmonis. Hal ini bisa kita lihat dari keseharian masyarakat Indonesia yang hidup selalu berdampingan.

Masyarakat Indonesia dipersatukan dalam satu jalinan batin yang muncul dari faktor- faktor politik serta keagamaan. Persamaan nasib masyarakat Indonesia sepanjang masa penjajahan Belanda serta Jepang melahirkan semangat persatuan serta kesatuan dalam menggapai kemerdekaan. Sangat disayangkan potret indah kehidupan yang rukun serta harmonis itu ternodai oleh serangkaian tragedi kemanusiaan berdarah yang pernah terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Jika kita masih ingat, Indonesia sempat menghadapi berbagai macam konflik berdarah yang memakan korban jiwa dalam jumlah besar. Konflik- konflik bermotif SARA itu tercatat pernah terjadi di Ambon, Poso serta Sampit.

Pada saat runtuhnya kekuasaan Presiden Soeharto, pasca reformasi tahun 1999 berlangsung juga konflik di Ambon, Poso, serta Sampit. Kita dihadapkan dengan persoalan besar, apakah Perbedaan antar agama serta etnik telah menjadi bencana untuk bangsa Indonesia? Apakah keberagaman agama serta etnik ini bakal memporak-porandakan bangsa ini? Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan masyarakat Indonesia. Sementara itu, Indonesia malah diketahui di Asia Tenggara serta di dunia sebagai bangsa yang besar dan beragam. Indonesia dikenal juga sebagai sebuah negara demokrasi terbesar dunia. Mempunyai penduduk berjumlah 248 juta jiwa, terdiri dari 300 suku bangsa, dan mempunyai lebih dari 700 berbagai bahasa lokal ataupun dialek, menganut 6 agama formal yang diakui negera dan ratusan lagi pemeluk kepercayaan leluhur Nusantara. Indonesia juga merupakan bangsa yang unik karena mempunyai puluhan kerajaan Hindu yang besar serta mempunyai pengaruh di daerah Asia Tenggara. Indonesia mempunyai situs Budha terbesar di dunia yaitu situs Candi Borobudur. Saat ini Indonesia dikenal lagi sebagai negara dengan populasi islam terbanyak di dunia. Saya katakan Indonesia itu sangat luar biasa. Keberagamannya menjadi sumber kekuatan jika terus dirawat dan dijaga.

Namun, setelah terjadinya berbagai macam konflik berdarah kita seolah-olah tenggelam dengan problem internal; konflik yang bernuansa suku, agama serta ras (SARA), kekerasan ekstrim yang bernuansa agama, konflik karena perbedaan pandangan politik, korupsi yang terus merajalela, serta ketidakadilan sosial yang nyata. Kita masih terbelenggu oleh penyakit ini. Berbagai macam persoalan itu diperparah lagi ketika menjelang momentum politik nasional seperti pemilihan umum, presiden ataupun pemilihan gubernur, keadaan bangsa ini seketika terus menjadi memburuk. Terjadi perpecahan dan polarisasi ditengah-tengah masyarakat Perpecahan ini meninggalkan luka yang sangat perih. Karena perbedaan pandangan politik kita saling bermusuhan. Timbullah berbagai macam ungkapan emosional yang tak terkontrol. cebong, kampret, kadrun dan lain-lain menjadi suatu identitas tersendiri yang juga unik.

"Revolusi Mental", yang terus digaungkan oleh Presiden Jokowi seakan tak membuahkan hasil yang signifikan. Revolusi mental seakan angin lalu. Begitu juga dengan slogan kerja, kerja, serta kerja. Presiden hanya berfokus kepada ekonomi serta infrastruktur. Namun, belum bisa juga memberikan pemerataan pembangunan yang seutuhnya. Yang terjadi dari sekian tahun, Papua terus bergejolak hebat. Yang membuat miris hati ini ketika perayaan hari besar keagamaan terjadinya konflik yang bernuansa agama. Masih ingat dengan peristiwa Tolikara. Dimana rumah ibadah di bakar massa pada saat sedang merayakan hari besar keagamaan. Revolusi mental itu  entah hilang kemana. 

Begitu pula pembakaran rumah ibadah di ujung barat Indonesia Singkil, Aceh, Poso yang terus bergolak serta jadi ajang pelatihan buat pengembangan terorisme. Penyerangan polisi oleh kelompok teroris. Semua itu menunjukkan semakin berkembangnya intoleransi, yang pantas diprediksi akan mendorong terbentuknya konflik, radikalisme serta ekstrimisme. Belum lagi timbulnya Kelompok Kriminal Bersenjata Papua yang terus mengancam dan meneror warga sipil. KKB Papua ini terus meneror warga sipil maupun aparat negara yang bertugas. Dengan banyak peristiwa yang mecekam bernuansa suku, agama, ras dan antagolongan ini, saya lantas bertanya dalam diri. Apakah kita mampu bertahan dengan keragaman bangsa ini? Apakah kita bisa melaksanakan "Revolusi Mental"?

Bagaimana kita dapat mewujudkannya Revolusi Mentaldalam kehidupan nyata sehari-hari supaya bisa menjadi bangsa yang besar serta dihormati? Apa yang harus kita lakukan? Saya kira hal pertama yang harus dilakukan adalah, sebagai bangsa yang besar dan merdeka kita harus bisa duduk sejajar, saling menghargai, dan menghormati dengan bangsa lain di dunia. Itulah wujud dari martabat bangsa ini dan sudah seharusnya, dan wajib diturunkan kepada pribadi-pribadi bangsa. Inilah yang seharusnya menjadi pegangan kita bersama.

Langkah strategis yang kedua adalah menyadari betul bahwa terdapat kekuatan yang super dahsyat di dalam diri bangsa Indonesia. Kekuatan besar itu malah luput dari atensi kita bersama, padahal kalau kita bisa menyadari itulah inti dari kekuatan besar bangsa ini. Kekuatan dari keberagaman suku, agama, ras dan antar golongan yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia

Dari awal Republik ini berdiri, tokoh-tokoh bangsa menyadari betul bahwa kekuatan bangsa Indonesia ada pada keberagamannya. Bhineka Tunggal Ika sangat luar biasa. Berbeda-beda namun tetap satu jua. Dengan semboyan ini, bangsa lain menghargai serta menghormati bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia dianggap sukses dalam mengintegrasikan seluruh perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan yang ada. Tidak ada bangsa dan negara yang begitu beragam seperti Indonesia.

Selaku generasi muda penerus bangsa, harusnya generasi muda mempunyai jiwa kecintaan terhadap tiap perbedaan yang ada. Jiwa kecintaan itu nantinya dapat menjadi sarana penguat dalam penyatuan keberagaman yang terdapat di negara ini. Keberagaman adalah kekayaan yang wajib dijaga dan dilindungi semaksimal mungkin, begitu pula kedudukan generasi muda didalamnya. Mengingat semakin banyak faktor-faktor yang dapat mengancam keutuhan keberagaman bangsa indonesia seperti ancaman dalam pengaruh globalisasi, maka seluruh generasi haruslah tetap waspada. Karena tidak banyak yang menyadari akan perihal itu, sebelum seluruhnya berantakan bercerai- berai alangkah baiknya keberagaman ini senantiasa ditatap dari segi positifnya, sehingga dengan keberagaman yang ada membuat posisi negara semakin lebih kokoh.

Generasi muda mempunyai kewajiban tidak hanya mengabdi kepada negeri, namun wajib ikut serta dalam upaya menjaga dan menegakkan keberagaman yang sudah diwariskan oleh tokoh- tokoh terdahulu sebagai bagian dari rasa penghormatan.

Melalui kekuatan Bhineka Tunggal Ika, mari kita jahit kembali luka-luka lama melalui prinsip keberagaman. Dengan Bhineka Tunggal Ika, kita dapat menghindarkan diri dari spiral kekerasan. Melalui prinsip Bhineka Tunggal Ika pula kita dapat menghasilkan ketahanan warga Indonesia, sejalan dengan berkembangnya pendidikan bangsa menjadi langkah awal membasmi korupsi di Indonesia.

Dan yang terpenting dari ini semua adalah peran serta pemuda sebagai penerus bangsa dalam menjaga keutuhan keberagaman, dibutuhkanlah semangat bersatu membela keberagaman. Untuk itu, pemuda wajib menanamkan jiwa nasionalisme sebagaimana keberagaman yang memerlukan kepedulian lebih untuk menyongsong NKRI yang berdaulat. Dengan kekuatan keberagaman yang dimiliki, menjadi harapan besar bagi Indonesia untuk bersih dari segala bentuk kejahatan dan diskriminasi perbedaan. Kekuatan keberagaman juga sebagai bekal dalam menghadapi praktik tindak pidana kejahatan luar biasa seperti korupsi, terorisme maupun tindakan intoleran yang meruntuhkan martabat bangsa.  Inilah saatnya kekuatan besar keberagaman ini kita jadikan senjata utama memberantas ketidakadilan. Ayo bersama berantas korupsi untuk kesejahteraan dan keadilan.

 

 

Indonesia dan Ragam Agama

  Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dan plural dengan semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Semboyan ini sebagai...